Mereka hanyalah seekor burung, keahlian mereka mampu terbang membumbung tinggi menembus cakrawala, menjelajah dunia luar angkasa.
Ketika diminta seekor burung untuk menirukan salah satu suara burung lain. Tiadalah mereka sanggup menirukan bunyinya. Mereka memiliki keterbatasan dalam mengeluarkan suara. Tapi, ditengah keterbatasan seekor burung. Mereka sangat pandai mengucap syukur kepada sang maha pencipta. Dia berusaha dengan kelebihannya untuk senantiasa mencari rezkinya tanpa ada keluhan sedikit pun terlontar dari paruh mungilnya. Dia berjuang dengan sekuat tenaga tanpa harus menunggu burung lain menyuapinya, tawakkal mereka kepada tuhan luar biasa tinggi, sehingga mereka tidak pernah merasa bahwa mereka adalah makhluk yang sangat terbatas.
Tidakkah manusia bercermin pada kegigihan seekor burung…?
Manusia memiliki kelebihan jauh dibandingkan hanya dengan seekor burung. Manusia pun bisa terbang melihat angkasa luar dengan menggunakan pesawat, manusia bisa menirukan suara binatang, manusia bisa melakukan apa yang bisa dilakukan oleh seekor burung, tapi….kenapa rasa syukur manusia jauh lebih sedikit dibandingkan rasa syukur seekor burung..?
Masih ada manusia yang selalu merintih di balik keterbatasannya, masih meratap dibalik kekurangannya tanpa ada usaha untuk mengubah hidupnya agar lebih baik dan bermanfaat.
Semestinya rasa syukur manusia jauh lebih banyak dibandingkan rasa syukur seekor burung, karena manusia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh seekor burung dan sebaliknya manusia mampu melakukan apa yang dilakukan oleh seekor burung….
0 komentar:
Posting Komentar