Aku berusaha berlari
Mengejar asa yang menghilang
Menembus hujan badai yang tak kunjung reda
Mengikis segala harapan yang semakin menipis
Mampukah aku menghadapi badai itu?
Acap kali aku bertahan
Segerombolan iblis datang mengusik jiwa yang semakin rapuh
Mengotak atik hati yang sedang kalut
Terhempas dalam karang…
Tenggelam dalam nista…
Ya Allah…
Berilah kekuatan melewati tarbiyahmu
Jangan biarkan sang iblis
Menggerogoti seluruh ruang dalam diri
Menguasai seluruh aset dalam hidup
Oleh : Agus Nasir el-Bugizy
Semilir angin itu menyapaku dalam sepi
Membuaiku larut dalam lamunan cinta
Cinta yang sering membuat jiwa tertawa dan menangis
Bukan karena sedih, tapi karena bahagia
Kutatap bintang yang berkedip
Mencoba membaca akan keceriaan mereka
Sebuah keceriaan yang tak pernah hilang
Adakah ia mengerti akan ceriaku
Bersama dengan angin ia ingin bercerita
Sebuah cerita tentang manusia penjaga malam
Manusia yang selalu setia dengan sepertiga malamnya
Aku ingin menyatu bersama dengan itu
Mendengarkan cerita roman-roman kehidupan
Kucoba berbisik kepada angin malam
Agar mereka tau kepada siapa cinta ini
Hati ini seperti tersayat belati tajam
Ketika mendengar keadaan umat sekarang
Siapakah yang patut disalahkan..?
Siapakah yang patut bertanggung jawab…?
Negeri yang paling terkenal dengan da’I sejuta ummat
Negeri muslim yang paling besar diseluruh dunia
Tapi….
Kenapa justru negeri ini pula yang menyandang Negara yang suka korupsi..?
Kenapa harus dia yang paling bobrok akhlaknya diantara negara muslim yang lain?
Apakah masyarakatnya tidak pernah belajar tentang tata karma?
Aku termenung dalam penjara kecilku
Menelusuri lorong-lorong jiwa yang mengembara
Mencari jawaban dari pertanyaan yang muncul dalam benak
Karena jawaban itu hanya bisa dijawab oleh hati….
11 mei ‘09
09: 55am
Jejak langkah mereka membuat jiwa bergetar
Menghentakkan dinding-dinding sanubari
Menyadarkan jiwa yang terseret dalam keangkuhan
Mencacah cemas menjadi cinta
Cinta yang tak pernah beri peluang pada rasa takut
Merentas ketakutan menjadi rindu
Rindu yang tak sempat ciptakan kegundahan
Mencerahkan nurani yang telah gelap dan buram
Mangetuk hati dengan ketulusan
Mendera batin yang telah lama berkawan sepi
Meski semuanya tetap saja mampu buahkan sesal di relung hati mereka
Sungguh perjalanan hidup mereka amatlah sukar
Melawan hawa nafsu yang senantiasa berkobar
Menghalau bayang-bayang fatamorgana
Menebas kebiadaban
Menajamkan jiwa yang telah tumpul akan kematian di jalan allah
Menerbitkan gelombang semangat yang terus berkejaran
Dalam batin bergejolak teguh
Hingga tak lagi hiraukan frekuensi kebencian yang terus tumbuh dalam benak musuh
Yang gerah
Yang keruh
Yang runtuh
Tak sempat berbenah
Karena jalan cinta semakin indah
Menemani setiap langkah
Onak dan duri takkan menjadi alasan untuk mengeluh
Disana selalu ada aliran darah
Walau laut harus dibelah
Tak ada kata menyerah
Dan tak ada rasa jenuh
Wahai jiwa-jiwa yang terlena dengan perangkap dunia
Pantaskah kita berdiam diri dan menekuk lutut
Membiarkan raga terjebak dalam angan semu
Dengan izin-nya kemenangan akan mampu kita sangga
Saatnya bangkit merebut kajayaan yang terhempas
Dipundakmu terpanggul asa yang tak pernah redup
Tekad itu tidak hanya dalam genggaman jari
Tapi telah membeku mati dalam qalbu
written by :
Yasmin Fathiyah ‘n’ Syifa Amatullah
Sastrawataani kacang-kacangan
19, Februari ‘09
Ghurfah Muthmainnah